Kami akan mengeksplorasi 5 Negara dengan Polusi Plastik Terbanyak di Dunia, isu-isu sistemik yang memicu krisis ini, serta solusi-solusi yang memberikan dampak.
Polusi plastik adalah salah satu krisis lingkungan paling mendesak di zaman kita. Setiap tahun, lebih dari 400 juta ton plastik diproduksi, dengan 14 juta ton berakhir di lautan kita setiap tahunnya, menurut perkiraan dari International Union for Conservation of Nature (IUCN). Polusi ini menghancurkan ekosistem, kehidupan laut, menyumbat saluran air, dan memengaruhi komunitas manusia, terutama di Asia dan wilayah berpenghasilan rendah lainnya yang memiliki infrastruktur pengelolaan sampah terbatas. Yang mengejutkan, hanya 9% dari total plastik yang pernah diproduksi yang telah didaur ulang.
India, negara dengan jumlah penduduk terbanyak kedua, menghasilkan 9,3 juta ton sampah plastik setiap tahun. Sistem pengelolaan sampah informalnya kesulitan mengikuti laju urbanisasi, sehingga banyak sampah plastik yang tidak dikumpulkan atau dibuang secara tidak tepat.
India menghadapi tantangan besar dalam hal produksi sampah plastik. Tempat pembuangan akhir (TPA) meluap, dan Sungai Gangga menjadi titik panas terkenal bagi polusi plastik laut, membawa sekitar 6% dari total plastik laut di dunia. Upaya seperti pelarangan plastik sekali pakai menunjukkan kemajuan, tetapi penegakannya masih belum konsisten. Namun, kesenjangan ekonomi menghambat adopsi luas terhadap alternatif non-plastik, menjadikan perjalanan menuju India yang bebas plastik sebagai tantangan yang terus berlangsung.
2. Nigeria
Di Nigeria, urbanisasi yang pesat dan pertumbuhan ekonomi telah meningkatkan konsumsi plastik. Negara ini menghasilkan 2,5 juta ton sampah plastik setiap tahun, dan hanya 12% yang didaur ulang. Pembuangan terbuka dan pembakaran plastik berkontribusi pada masalah lingkungan dan kesehatan yang parah, seperti polusi udara, pencemaran pasokan air, dan keberadaan mikroplastik berbahaya dalam ekosistem lokal. Masalah polusi plastik di Ghana diperburuk oleh pertumbuhan kota yang cepat dan infrastruktur pengelolaan sampah yang tidak memadai. Namun, solusi yang digerakkan oleh komunitas mulai membuka jalan menuju perubahan.
3. Ghana
Di Ghana, Plastic Collective telah bermitra dengan ASASE Foundation untuk memberdayakan komunitas lokal dalam menangani sampah plastik. Dengan menyediakan pelatihan, sumber daya, dan dukungan, inisiatif ini mendorong solusi inovatif untuk mengumpulkan, memproses, dan mendaur ulang sampah plastik. Upaya ini mengurangi jumlah plastik yang masuk ke lingkungan dan memberikan peluang ekonomi bagi penduduk lokal. Perusahaan yang bermitra dengan Plastic Collective dapat berkontribusi langsung terhadap proyek ini, sejalan dengan tujuan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) mereka, sekaligus menangani tantangan keberlanjutan yang mendesak.
4. Indonesia
Indonesia, yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, termasuk salah satu pencemar plastik laut terbesar di dunia. Pengelolaan sampah yang buruk dan infrastruktur yang tidak memadai menyebabkan 620.000 ton plastik bocor ke laut setiap tahunnya. Sungai-sungai seperti Citarum, salah satu sungai paling tercemar di dunia, memperburuk masalah ini. Tingginya penggunaan plastik sekali pakai—seperti kantong plastik—dan minimnya fasilitas pengelolaan sampah plastik turut berkontribusi terhadap krisis plastik laut di Indonesia.
Tahukah Anda? Di Jakarta, sekitar 10 miliar kantong plastik dibuang ke lingkungan setiap tahunnya, yang setara dengan 85.000 ton kantong plastik.
Pulau Jawa, pulau terpadat di Indonesia, merupakan titik fokus dari krisis plastik negara ini. Wilayah dengan kepadatan tinggi ini menghasilkan jumlah sampah plastik yang sangat besar, yang sebagian besar berakhir di sungai-sungai seperti Citarum. Infrastruktur pengelolaan sampah yang buruk dan ketergantungan berlebih pada produk plastik memperparah krisis ini. Mikroplastik telah menyusup ke pasokan air, berdampak pada kesehatan manusia dan ekosistem lokal.
5. China
Status China sebagai penyumbang terbesar dunia dalam produksi plastik berkorelasi dengan tingginya tingkat polusi plastik. Sebagian besar dari 60 juta ton produksi plastik tahunannya masuk ke saluran air. Meskipun China melarang impor limbah plastik pada 2018, negara itu tetap menjadi penyumbang utama polusi global akibat konsumsi domestik dan sistem daur ulang yang lemah. Sungai Yangtze saja menyumbang porsi signifikan dari plastik yang bocor ke laut, menegaskan betapa besarnya masalah ini.
Tidak hanya memproduksi plastik dalam jumlah sangat besar setiap tahun, China juga mengonsumsi setidaknya seperlima plastik dunia. Hingga baru-baru ini, negara itu juga merupakan pengimpor plastik terbesar, berperan sebagai tempat pembuangan hampir 600.000 metrik ton sampah dari negara asing setiap tahun.
6. Pakistan
Pakistan, yang menempati peringkat sebagai produsen limbah plastik terbesar kelima di dunia, menghasilkan sekitar 2,6 juta ton plastik setiap tahun akibat sistem pengelolaan limbah plastik yang tidak efisien. Tonase limbah plastik tersebut seringkali dibuang ke tempat pembuangan akhir yang sudah melampaui kapasitas atau dibakar, melepaskan emisi berbahaya dari proses pembakaran ke atmosfer.
Negara ini juga mengimpor hingga 80.000 metrik ton limbah plastik berbahaya setiap tahun. Yang mengejutkan, 65% plastik yang ditemukan di pantai-pantai Pakistan berasal dari botol, tutup botol, dan kemasan plastik. Meskipun beberapa provinsi telah melarang penggunaan plastik sekali pakai, tidak adanya kebijakan nasional yang komprehensif membuat krisis sampah plastik di negara ini terus berlanjut.
Karya Kreatif Menyediakan Kebutuhkan Sanitasi Untuk Rumah dan Kantor Kamu!
Solusi
Krisis plastik global membutuhkan perubahan sistemik, mulai dari perbaikan infrastruktur. untuk pengurangan produksi plastik sekali pakai. Pemerintah harus memberlakukan regulasi yang lebih ketat, sementara perusahaan perlu menerapkan praktik bisnis berkelanjutan, termasuk menggunakan bahan biodegradable dan menerapkan prinsip ekonomi sirkular.
CV Karya Kreatif Kami Menyediakan Kebutuhan Sanitasi Rumah Sakit Lengkap seperti Kantong Limbah Medis dan Non Medis, Tempat Sampah, Kontainer Sampah, Safetybox (Kotak limbah Jarum) dan Kebutuhan Sanitasi Lainnya