3 Cara Mengajari Anak Membuang Sampah Pada Tempatnya

Ada pepatah yang bilang “Kita tidak mewarisi bumi dari nenek moyang, namun kita meminjamnya dari anak cucu kita”. Lalu, bumi seperti apakah yang akan kita kembalikan kepada anak kita nanti? Tanggung jawab kita tidak hanya memperbaiki bumi yang sudah rusak, namun juga mengajari generasi selanjutnya untuk lebih bisa mengapresiasi dan mencintai lingkungan sejak dini. Hal tersebut diharapkan mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan apa yang telah kita lakukan.

Cara mengajari anak membuang sampah

Memberi Contoh

Memberi contoh adalah cara penting yang harus dilakukan untuk anak kita karena anak kecil cenderung meniru perilaku orang terdekatnya, termasuk kebiasaan membuang sampah kepada tempatnya.

Jadi pada umur berapa anak harus diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya? Pada masa perkembangan anak, mereka mulai memiliki otonomi sejak usia 1,5 tahun. Artinya mereka sudah memiliki keinginan sendiri dan kita harus mulai mengajari apapun sejak umur 1,5 tahun.

Lalu bagaimana contohnya kita bisa mengajari mereka? Jawabannya sangat mudah, dengan memberi mereka contoh dengan konsep“Anak melihat, anak melakukan”. Gampangnya, anak akan mengcopy-paste apapun yang kita lakukan dan ucapkan. Dengan demikian, kita harus berhati-hati dengan apa yang kita lakukan dan ucapkan karena mereka jelas akan meniru kita.

Stimulasi Indra Mereka dan Beri Perintah

Sejak masih kecil, anak tahu bahwa dunia mereka penuh dengan stimulasi indra. Bagian paling mendasar dari cara belajar anak kecil adalah stimulasi dan keaktifan indranya. Sebagai contoh, jika kita ingin mereka mencintai lingkungan, kita dapat memulai dengan mengajari mereka untuk mengetahui perbedaan antara daun, kertas, kayu, batu, dan pasir. Aktivitas ini akan menstimulasi pemikiran mereka dan akan lebih mudah untuk belajar sesuatu yang berhubungan tentang lingkungan nantinya.

Selain itu, perintah juga penting. Perintah dapat didefinisikan sebagai sesuatu pengingat, dan hal ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu verbal dan visual. Perintah verbal artinya kita mengingatkan anak kita dengan berbicara kepada mereka dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh mereka. Sedangkan perintah visual bisa dengan cara menempel gambar atau poster yang ditaruh di dekat pohon atau tempat sampah agar mereka dapat belajar lebih cepat.

Apresiasi dan Konsekuensi

Ketika anak kita belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan seperti yang kita inginkan, kita butuh memberi mereka apresiasi untuk perilaku spesifik tersebut. Dengan cara itu, mereka akan tahu bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang benar. Sebagai contoh, ketika mereka membawa tempat minum mereka sendiri, atau mereka membuang kertas pada tempat sampah yang benar maka kita bisa memberi hadiah baik verbal maupun material.

Disisi lain, jika apa yang mereka lakukan tidak sesuai apa yang kita inginkan, kita bisa mengajari mereka tentang konsekuensi. Konsekuensi bisa dibagi menjadi dua tipe, yaitu konsekuensi natural dan konsekuensi logika. Sebagai contoh, ketika anak membuang sampah tidak pada tempatnya, maka konsekuensi logika yang dapat diberikan adalah memberi pengertian apa yang akan terjadi dan apa dampak buruknya jika mereka melakukan hal tersebut.

Mengimplementasikan 3R - Routine, Rituals, Rules

Routine: Selalu memberikan mereka contoh dan melakukan hal yang sama setiap hari sehingga hal tersebut bisa menjadi habit. Sebagai contoh, memisahkan limbah. Namun jangan lupa untuk melakukan instruksi visual dengan memberi gambar pada tempat sampah yang kita sediakan.

Ritual: Ini hampir sama dengan Routine, namun lebih melibatkan emosi didalamnya. Sebagai contoh ketika ada anggota keluarga yang ulang tahun, maka kita akan menanam satu pohon.

Rules: Setelah mengimplementasikan Routine dan Ritual, orang tua dan anak butuh untuk berdiskusi tentang batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Juga kita harus memberi kesempatan anak untuk didengarkan dan terlibat dalam membuat keputusan.

Kesimpulan

Tidak ada kata terlambat dalam mengajari anak untuk membuang sampah pada termpatnya. Dalam konteks masa tumbuh kembang, kita mungkin familiar dengan istilah Critical Window Period, dimana anak dengan mudah belajar hal baru di sekitar. Meskipun begitu, dalam setiap fase pertumbuhan anak, kita selalu dapat mengajari hal baru menggunakan metode yang berbeda. Pembelajaran tidak berhenti hanya sampai fase “Golden Age”, tapi pada semua usia anak bisa diajari dengan metode yang sesuai dengan usia anak. Jadi, mulailah mendidik anak agar bisa bertanggung jawab dengan sampah yang mereka hasilkan dari sekarang. Karena siapa tahu, mungkin bumi akan menjadi lebih baik saat ditangan mereka yang sudah kita didik sejak kecil.

CV Karya Kreatif

CV Karya Kreatif Kami Menyediakan Kebutuhan Sanitasi Rumah Sakit Lengkap seperti Kantong Limbah Medis dan Non Medis, Tempat Sampah, Kontainer Sampah, Safetybox (Kotak limbah Jarum) dan Kebutuhan Sanitasi Lainnya

Copyright ©2023 - CV. Karya Kreatif

Pesan Produk

Cabang Kalimantan